BENTUK ALJABAR
A. Bentuk Aljabar
Bentuk aljabar adalah suatu
bentuk matematika yang dalam penyajiannya memuat huruf-huruf untuk mewakili
bilangan yang belum diketahui.
Bentuk aljabar dapat dimanfaatkan
untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal yang tidak
diketahui seperti banyaknya bahan bakar minyak yang dibutuhkan sebuah bis dalam
setiap minggu, jarak yang ditempuh dalam waktu tertentu, atau banyaknya makanan
ternak yang dibutuhkan dalam 3 hari, dapat dicari dengan menggunakan aljabar.
1. Pengertian Variabel, Suku, Faktor,
Koefisien, Konstanta, dan Suku Sejenis
Untuk lebih memudahkan pemahaman terkait
komponen-komponen pada bentuk aljabar, perhatikan gambar berikut ini.
Atau perhatikan bentuk x + 3 dengan x merupakan
pengganti pada bilangan bulat. Jika x diganti - 2 , diperoleh x + 3 =
-2 + 3. Jika x di ganti 0, diperoleh x + 3 = 0 + 3. Jika x di ganti 100,
diperoleh x + 3 = 100 + 3. Simbol atau notasi x pada contoh di atas
disebut variabel.
Variabel adalah lambang pengganti
suatu bilangan yang belum diketahui nilainya dengan jelas. Variabel disebut
juga peubah. Variabel biasanya dilambangkan dengan huruf kecil a, b, c, ..., z.
Bentuk-bentuk seperti 2p2, x2-x+4,
2ax-1 dan (x+2)(x-5) disebut bentuk-bentuk
aljabar.
Bentuk-bentuk aljabar, seperti 2p2 artinya
2 x p x p. 2p2 adalah bentuk aljabar suku tunggal. Suku satu atau suku tunggal adalah bentuk
aljabar yang tidak dihubungkan oleh operasi jumlah atau selisih.
Faktor-faktor dari 2p2 adalah
2, p, p2, dan 2p. Faktor yang berupa konstanta disebut koefisien.
Bentuk x2 – x - 4 disebut bentuk aljabar suku tiga dengan
x2, -x, dan -4 sebagai suku-sukunya. Koefisien dari x2 adalah
1 dan koefisien dari x adalah -1.
Pada bentuk aljabar 2ax - 1 dan
x2 – x + 4, suku-suku 2ax dan –x adalah
suku-suku dengan variabel yang sama, yaitu x. Suku-suku seperti ini
disebut suku-suku yang sejenis,
sedangkan 2ax dan x2 adalah suku-suku dengan variabel yang berbeda dan suku-suku seperti ini
disebut suku-suku tidak sejenis.
2. Operasi Hitung pada Bentuk Aljabar
a. Menjumlahkan dan Mengurangkan Bentuk Aljabar
Untuk memahami operasi penjumlahan dan
pengurangan pada bentuk – bentuk aljabar, perhatikan situasi berikut.
Dalam tas Ihsan terdapat 10 buku dan 7
pensil. Selanjutnya, ke dalam tas itu dimasukkan 2 buku dan dari tas itu
diambil 3 pensil. Dalam tas Ihsan tentu sekarang ada ( 10 + 2 ) buku dan ( 7 –
3) pensil atau 12 buku dan 4 pensil.
Jika dalam tas Ihsan banyak buku
dinyatakan dalam x dan banyak pensil dinyatakan dengan huruf y maka situasi tas
ihsan semula adalah 10x + 7y kemudian terjadi 2x – 3y sehingga situasi tas
Ihsan menjadi ( 10x + 7y) + ( 2x – 3y) atau (10 + 2) x +
(7 - 3) y atau 12x + 4y.
Dari situasi di atas dapat dimengerti bahwa penjumlahan dan pengurangan dua
bentuk aljabar hanya dapat dikerjakan pada suku-suku yang sejenis dengan penjumlahan atau pengurangan koefisien pada suku-suku sejenis.
b. Perkalian Suatu Konstanta dengan Bentuk Aljabar
Sebuah perusahaan akan memberi paket
lebaran pada setiap karyawan yang terdiri atas 1 kaleng biskuit, 2 botol
sirup, dan 10 bungkus mie instan. Jika perusahaan itu mempunyai 100 karyawan
maka perusahaan itu harus menyediakan 100 paket lebaran atau ( 100 x 1 ) kaleng
biskuit, ( 100 x 2 ) botol sirup, dan ( 100 x 10 ) bungkus mie instan.
Jika x menyatakan banyak kaleng biskuit, y menyatakan banyak botol sirup, dan z menyatakan
banyak mie instan. Maka dapat di tulis.
100 × x + 100 × 2y + 100 × 10z
atau 100 × ( x + 2y + 10z ). Sifat apa
yang berlaku terkait situasi ini ?
Pada himpunan bilangan bulat berlaku sifat
distributif perkalian terhadap penjumlahan, yaitu a × ( b + c ) = ( a × b ) + (a × c ) dan sifat distributif perkalian terhadap pengurangan, yaitu : a × ( b - c ) = ( a × b )
– ( a × c ). Sifat ini akan dipakai untuk menyelesaikan
perkalian suatu konstanta dengan bentuk aljabar suku dua.
c. Perkalian dan Pembagian Dua Bentuk Aljabar
Untuk melakukan operasi perkalian dan
pembagian dua bentuk aljabar, kita dapat memanfaatkan sifat distributif perkalian
terhadap penjumlahan sebagaimana perkalian suatu konstanta dengan bentuk
aljabar.
d. Pangkat dan Bentuk Aljabar
an = a × a × a × ... × a ,
n bilangan bulat positif.
Pada perpangkatan bentuk aljabar,
koefisien tiap suku ditentukan menurut segitiga Pascal.
Contoh :
1. Carilah hasil perpangkatan berikut ini.
a. ( 3x )2
b. ( 2xy2z3 )3
Jawab :
a. ( 3x )2 = 3x . 3x =
9x2
b. ( 2xy2z3 )3 =
2xy2z3 . 2xy2z3 . 2xy2z3 =
8x3y6z9
B. Operasi Perkalian Bentuk Aljabar
1. Mensubstitusikan Bilangan pada variabel Bentuk Aljabar
Suatu bentuk aljabar dapat ditentukan nilainya jika variabel - variabel
pada bentuk aljabar tersebut disubstitusikan atau diganti dengan sembarang bilangan.
Contoh :
1. Jika a = -2, b = 4 dan c = -1, tentukan nilai dari -3a2 +
2ab - 4c.
Jawab :
Untuk a = -2, b = 4 dan c = -1 maka,
-3a2 + 2ab - 4c = -3(-2)2 +
2(-2)(4) - 4(-1) = -12 – 16 + 4 = -24
2. Perkalian
Bentuk p (a + b + c) dan p (a + b - c)
Masih ingat bahwa p(x + y) = px + py, p(x – y) = px - py, dan p(a + x) = pa + px .Jika nilai x pada persamaan p(a + x) = pa + px diganti dengan (b + c) atau (b – c), maka:
· Jika x diganti dengan (b + c) maka,
p(a + b +c) = pa + p(b + c)
p(a + b + c) = pa + pb + pc
· Jika x diganti dengan (b – c) maka,
p(a + b – c) = pa + p(b – c)
p(a + b – c) = pa + pb - pc
Menyatakan bentuk perkalian menjadi bentuk penjumlahan disebut menjabarkan
atau menguraikan.
Contoh :
Jika a = 2, b =
-1, dan c = 1, tentukan nilai bentuk aljabar berikut.
a. 3a + 3b - 3c
b. 2a + 4b - 8c
Jawab :
a. 3a + 3b - 3c = 3(a + b – c)
= 3(2 + (-1) -1)
= 3(0)
= 0
b. 2a + 4b - 8c = 2(a + 2b - 4c)
= 2(2 + 2(-1)
-4.1)
= 2(-4)
= -8
3. Perkalian Bentuk (a - b)(p + q)
Telah diketahui bahwa
x(p + q) = xp + xq.Jika pada
persamaan itu nilai x diganti dengan (a – b) maka
diperoleh:
(a – b)(p + q) = (a – b) p + (a – b)q
= ap – bp + aq – bq
(a – b)(p + q) = ap – bp + aq – bq
Contoh :
Uraikan
bentuk-bentuk aljabar berikut.
a. (2x – 1)(3y + 2)
b. (5y – 3)(3z
+ 7)
Jawab :
a. (2x – 1)(3y + 2) = (2x – 1) 3y +
(2x – 1) 2
= (2x.3y – 1.3y) + (2x.2 – 1.2)
= 6xy – 3y + 4x – 2
b. (5y – 3)(3z + 7) = (5y – 3)3z + (5y – 3)7
= (5y.3z – 3.3z) + (5y.7 – 3.7)
= 15yz – 9z + 35y
– 21
4. Perkalian Bentuk (a + b)(a – b)
Pada operasi perkalian berlaku persamaan ( a
+ b )x = ax + bx. Jika nilai x pada persamaan tersebut diganti dengan ( a
– b) maka diperoleh:
( a + b )( a – b ) = a( a – b ) + b( a – b )
= a2 – ab + ba – b2
= a2 – ab + ab – b2
( a + b )( a – b ) = a2 – b2
Contoh
:
Tentukan nilai
berikut.
a. ( p + 5 )( p – 5 )
b. ( 3x + 7 )( 3x – 7 )
Jawab :
a. ( p + 5 )( p – 5 ) = p2 – 52 =
p2 – 25
b. ( 3x + 7 )( 3x – 7 ) = ( 3x )2 – 72 =
9x2 – 49
5. Bentuk (a + b)2
Perhatikan bahwa bentuk
( a + b )2 merupakan perkalian ( a + b ) dengan ( a +
b ) sehingga,
( a + b )2 = ( a + b ) ( a + b )
= a2 + ba + ab + b2
=a2 + ab + ab + b2 (
ba = ab adalah sifat komutatif terhadap perkalian )
( a + b )2 = a2 + 2ab + b2
Contoh :
Uraikan
bentuk-bentuk berikut.
a. ( 3p + 2 )2
b. ( 4 + 3q )2
Jawab :
a. ( 3p + 2 )2 = ( 3p + 2 ) ( 3p + 2 )
= 9p2 +
6p + 6p + 4
= 9p2 +
12p + 4
b. ( 4 + 3q )2 = ( 4 + 3q ) ( 4 + 3q )
= 16 + 12q + 12q +
9q2
= 16 + 24q + 9q2
6. Bentuk ( a – b )2
Perhatikan bahwa bentuk ( a – b )2 merupakan perkalian ( a
– b ) dengan ( a – b ) sehingga,
( a – b )2 =
( a – b ) ( a – b )
= a2 – ba – ab + b2
= a2 – ab – ab + b2
( a – b )2 =
a2 – 2ab + b2
Contoh :
Uraikan
bentuk-bentuk berikut.
a. ( x – 3 )2
b. ( 2y – 5 )2
Jawab :
a. ( x – 3 )2 = ( x – 3 ) ( x – 3 )
= x2 –
3x – 3x + 9
= x2 –
6x + 9
b. ( 2y – 5 )2 = ( 2y – 5 ) ( 2y –
5 )
= 4y2 –
10y – 10y + 25
= 4y2 –
20y + 25
Tidak ada komentar:
Posting Komentar